Prodi Arsitektur Bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) dalam Mengembangkan Keilmuan Arsitektur Hijau

Tangerang Selatan, 11 Januari 2022 - Berdasarkan kesepakatan yang diumumkan hari ini, Universitas Pembangunan Jaya, Program Studi Arsitektur menjalin kemitraan bersama International Finance Corporation (IFC) [hyperlinkwww.ifc.org], bagian dari Kelompok Bank Dunia. Selain bersama UPJ, IFC juga bekerja sama dengan universitas-universitas lainnya, yaitu Universitas Trisakti, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan Universitas Widya Kartika. Pada kemitraan kali ini, IFC bersama dengan keenam universitas melaksanakan program Design for Greater Efficiency (DfGE). Melalui program ini, Prodi Arsitektur UPJ berharap mahasiswa dan alumni/profesional muda dapat membangun dan mengembangkan desain bangunan yang disertai dengan efisiensi sumber daya. Penerapan prinsip bangunan hijau sejalan dengan visi Prodi Arsitektur UPJ. Selain itu, akan membantu mendorong perkembangan sektor konstruksi Indonesia ke arah rendah karbon untuk melestarikan dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Prodi Arsitektur menugaskan enam dosen untuk mengikuti Training of Trainers (ToT) dalam program DfGE ini, yaitu Ratna Safitri selaku Kepala Program Studi Arsitektur, Dwi Siswi H., Surya Gunanta T., Khalid A. Mannan, Titus A. Kurniawan, dan Melania L. Pandiangan. Keenam dosen ini akan menerapkan ilmu yang diperoleh ke dalam mata kuliah yang diselenggarakan oleh Prodi Arsitektur UPJ. Program  ini  mencakup  berbagai topik,  dari standar bangunan hijau, manajemen, hingga alat evaluasi desain, yang memang sebelumnya telah dikembangkan pada perkuliahan di Prodi Arsitektur UPJ.

Upaya IFC dalam mempromosikan DfGE di Indonesia dilakukan atas kerja sama dengan Switzerland’s State  Secretariat  for  Economic  Affairs  (SECO).  DfGE telah menjangkau delapan kota di Indonesia: Jakarta, Tangerang, Bandung, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya dengan menargetkan lebih dari 1.000 mahasiswa bergabung dalam  program  ini pada tahun 2024, dan akan menargetkan lebih banyak kota di masa mendatang.

Bangunan hijau dapat berfungsi sebagai solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur negara yang terus meningkat, serta meningkatkan ketahanannya terhadap perubahan iklim, terutama seiring dengan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19. Namun, kurangnya tenaga profesional yang terampil tetap menjadi salah satu rintangan terbesar untuk meningkatkan bangunan hijau di negara-negara berkembang. Menanggapi hal ini, sebagai bagian dari Program Transformasi Pasar Bangunan Hijau, IFC mengembangkan program DfGE yang ditujukan bagi mahasiswa guna memajukan pertumbuhan dan desain bangunan hijau.

Sejak 2011, program bangunan hijau IFC membantu menetapkan landasan pada pembuatan peraturan bangunan hijau di Jakarta, Bandung, dan Semarang, mengkatalisasi pasar melalui pembiayaan bangunan hijau, meningkatkan edukasi dan kesadaran akan bangunan hijau, serta mengembangkan sistem sertifikasi bangunan hijau milik IFC yang dikenal sebagai Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) {hyperlinkhttp://www.edgebuildings.com/about/about-edge]. (IFC dan Pandiangan, Melania)